Aristoteles : Filsafat Alam Bagian III
Filsafat merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam dan sekitarnya secara alami.Filsafat juga merupakan suatu pemikiran manusia untuk menciptakan atau menghasilkan suatu pemikiran yang belum ada atau yang belum terjadi dengan melakukan penelitian secara langsung. Pada dasarnya filsafat merupakan suatu pengetahuan yang mempelajari hal-hal yang dapat difikir secara logika maupun yang tidak dapat difikir secara logika.
Filsafat dapat dijadikan acuan atau pondasi dalam hidup bermasyarakat baik sebagai mahkluk individu maupun mahkluk sosial. Jika kita telah memahami tentang apa itu maksud dari filsafat dalam melakukan sesuatu kita lebih mudah dan tertata secara teratur. Selain itu kita akan mempunyai tujuan dan tahu manfaat dari apa yang kita lakukan atau kerjakan.
Sebenarnya filsafat itu muncul secara alami dengan dari tokoh -tokoh yang mau berfikir didunia ini. Banyak tokoh yang memunculkan filsafat-filsafat tentang ilmu kehidupan yang dimunculkan karena adanya kejadian – kejadian yang terjadi disekitarnya. Seorang yang tokoh filsafat didunia ini mempunyai hasil filsafat yang berbeda – beda. Misalnya, Thales menganggap dunia ini berasal dari air berbeda dengan tokoh lain. Tetapi tokoh- tokoh filsafat tersebut saling menyempurnakan hasil filsafat dari tokoh lain. Pada dasarnya tokoh-tokoh filsafat didunia ini sangat banyak,mulai dari tokoh filsafat romawi kuno,china dan italia. Tokoh dari romawi antara lain Socrates, Aristoteles, plato dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya. Tapi disini saya akan membahas tentang tokoh filsafat Romawi kuno yaitu” ARISTOTELES”.
BIOGRAFI
Aristotelas lahir di kota Stageria,Chalcidine pada tahun 384 SM. Ayahnya bernama Nicomachus, seorang dokter Raja Amynta dari Makedonia. Aristoteles kecil dididik sebagai aristokrat hingga umur 13 tahun untuk kemudian pergi ke Athena dan melanjutkan sekolahnya diperguruan tinggi milik Plato, akademi.Ia tinggal diakademi selama 20 tahun hingga Plato meninggal pada tahun 345 SM. Sepeninggalan Plato ia mengembara ke Asia bersama temannya yang bernama Xenocrates. Kemudian ia berjalan menuju kepulauan Lesbos bersama teman lainnya, Theophratus dan secara bersama mengadakan riset dan zoologi.Kemudian dia menerima panggilan dari raja Philip dari Makadenoa untuk menjadi guru anaknya,Alexander.
Pada tahun 335 SM ,ia mendirikan perguruan tinggi barnama Lyceum di Athena yang dikelolanya selama 12 tahun. Selama di Athena, Aristoteles sangat prodoktif menghasilkan tulisan ilmiah yang sebagian berbentuk diklat kuliah yang sebenarnya tidak dipublikasikan keluar kampus. Diklat kuliah yang terkenal adalah Physics,Metaphysics,Nicomachean Ethics,Politics dan Deanima.
Karya-karya Aristoteles dibukukan dengan penyuntingan oleh para muridnya yang menjadi guru-guru sepeninggal dirinya. Karya-karya tersebut dikompilasikan kedalam enam buku yaitu, Categories,On Intrepretation,Prior Analystics,Posterior Analystics,Topics dan On Sophistical Refutation.
PEMIKIRAN
Pola pemikiran Aristoteles ini merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan.
Pemikiran Aristoteles merupakan hartakarun umat manusia yang berbudaya. Pengaruhnya terasa sampai kini,itu berkat kekuatan sintesis dan konsistensi argumentasi filsafatinya, dan cara kerjanya yang berpangkal pada pengamatan dan pengumpulan data. Singkatnya, ia berhasil dengan gemilang menggabungkan (melakukan sintesis) metode empiris-induktif dan rasional-deduktif tersebut diatas.Ada beberapa hasil beberapa hasil pemikiran Aristoteles antara lain :
- Phylo-Easy (Phylosophy is Easy ,Fisafat itu mudah )
- Aristoteles merupakan filsuf barat terakhir yang mengetahui segala bidang ilmu. Dibidang ilmu pengetahuan ia memberikan sumbangan dibidang antonomi,geologi,meteorologi,fisika,biologi dan zoologi. Dibidang filsafat ia menulis ilmu etestika ,etika ilmu pemerintahan,metafisika, ilmu politik, physikology,retorika dan teologi. Sedangkan dibidang pendidikan yaitu ilmu budaya asing,sastra dan puisi.
- Ia selalu menampilkan data yang sangat kaya dan terklasifikasi dengan baik. Karena ilmiah dia dianggap Bapak ilmu Empiris dan Metode Ilmiah.
- Dia berpendapat bahwa alam semesta ini bersifat teologis dan bertujuan. Jadi,keberadaan dan proses yang terjadi dialam semesta ini bergerak menurut sebuah tujuan tertentu.
- Etika Aristoteles adalah manusia yang bertindak dengan pikiran yang rasional dan bijaksana untuk tujuan kebajikan.
Berbeda dengan fisuf lainnya,misalnya Plato,Sokrates,dan Filsuf pra Sokrates, Aristoteles menolak ide bahwa berbagai ilmu tentang keingintahuan manusia dapat disatukan dalam satu filsafat universal. Ia berpendapat bahwa tiap cabang ilmu memiliki perbedaan aksioma dan memiliki derajat presisi masing-masing. Jadi, ia menolak hukum kepastian terhadap manusia dan alam, tetapi tetap percaya pada landasan kategori yang dapat diterapkan pada semua fenomena, seperti kualitas,kuantitas,subtansi dan hubungannya. Karya Aristoteles yang sangat mempengaruh arah perkembangan peradaban di zaman yaitu dibidang fisika sebelum diganti oleh fisika modern.
- Metode Ilmiah
Jika filsafat Plato pada semesta yang bersifat ide, kemudian pada kondisi empiris sehari-hari sebagai derivasinya, mka Aristoteles menjelaskan semesta dengan penelitian terhadap fenomena khusus kemudian dicari esensi pengetahuannya atau metode Plato yang diajukan adalah deduktif sedangkan Aristoteles adlah deduktif dan induktif.
Bagi Aristoteles,filsafat alam adalah cabang dari filsafat yang membahas masalah fenomena alam yang mencakup fisika,biologi dan ilmu pengetahuan alam yang lain. Pada zaman modern justru filsafatlah yang dibatasi pada hal-hal abstrak,seperti etika dan metafisika denagn logika yang memegang peranan yang penting. Pada zaman Aristoteles,penjelajahan intelektual filsafat mencakup segala hal yang membutuhkan sumbangan intelektual. Bagi Aristoteles,ilmu pengetahuan yang dijelajahi boleh bersifat praktis empiris,teoritis dan seni puitis.
- Phylobis( Filsafat dan Bisnis,Penerapan Filsafat dalam praktek bisnis)
- Aristoteles dianggap sebagai Bapak ilmu empiris dengan memelopori pengumpulan data yang komprehensif dan sistematis. Dalam praktek bisnis,peran pengumpulan data pasar,data riwayat perkembangan produktif, data pesaing sangat penting untuk pengambilan keputusan.
- Filsafat Aristoteles yang menyatakan bahwa alam semesta ini bersisfat teleogis(memilki tujuan penciptaan) menghasilkan konsekuensi yang berupa filsafat etika. Filsafat etika yang diajukannya adalah manusia yang bertindak dengan berfikir secara rasional dan bijaksana dengan tujuan kebajikan. Penerapan dalam etika,bisnis adalah adalah berbisnislah dengan cara yang rasional dan arahkan bisnis dengan tujuan kebajikan
PENUTUP
Aristoteles merupakan filsafat Barat terakhir yang mengetahui segala bidang ilmu. Ia selalu menampilkan data yang ssngat kaya dan terklarifikasi dengan baik. Tidak sekedar filsuf,Aristoteles juga seoarang ilmuwan dan ahli diberbagai bidang astronomi,ilmu politik,seni dan lain-lain. Aristoteles menempatkan filsafat dalam suatu skema yang utuh untuk mempelajari realitas. Studi tentang logika atau pengetahuan tentang penalaran, berperan sebagai alat untuk sampai kepada pengetahuan yang lebih mendalam, untuk selanjutnya diolah dalam theoria yang membawa kepada praxis. Aristoteles mengawali, atau sekurang-kurangnya secara tidak langsung mendorong, kelahiran banyak ilmu empiris seperti botani, zoologi, ilmu kedokteran, dan tentu saja fisika.
Aristoteles juga menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode rasional-deduktif dan metode empiris-induktif. Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang secara khusus menguji keabsahan cara berarti sesuatu dan berfikir. Logika dibentuk dari kata yang diutarakan. Daripadanya logika berarti pertimbangan pikiran atau akal yang dinyatakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Pendapat Aristoteles berbeda dengan pendapat Plato,sokrates, dan filsuf pra-Sokrates yang menyatakan bahwa berbagai ilmu tentang keingintahuan manuasia dapat disatukan f dalam satu prinsip filsafat universal. Ia berpendapat bahwa tiap cabang ilmu memiliki pebedaan aksioma dan memiliki derajat presisi masing-masing. Jadi ia menolak hukum kepastian terhadap ilmu tentang manusia dan alam,tetapi tetap percaya pada landasan kategori yang dapat diterapkan pada semua fenomena. Aristoteles menyatakan bahwa alam semesta ini bersifat teleologis menghasilkan konsekuensi yang berupa filsafat etika. Aristoteles juga dianggap sebagai Bapak ilmu Empiris dengan memelopori pengumpulan data yang komprehensif dan sistematis. Jadi benar bahwa Aristoteles merupakan fisuf yang menguasai banyak cabang ilmu dan karya-karya dalam perkembangan peradaban zaman.
"Jiwa itu merupakan 'Substansi' dan Raga merupakan 'Bentuk'." -- Aristoteles
Plato : Filsafat Alam Bagian II
Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-6 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia dan lingkungan disekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agam lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Di Yunani tidak seperti didaerah lainnya, tidak ada kasta, pendeta dan orang-orang bebas dalam mengeluarkan ide ataupun gagasan.
Periode filsafat Yunani merupakan periode penting sejarah peradaban manusia, karena pada waktu terjadi perubahan pola piker manusia dari mitologi menjadi rasional. Pola piker mitologi merupakan pola piker masyarakat yang masih sangat mengandalkan mitos atau lebih percaya pada hal-hal yang tabu.
Zaman Yunani kuno merupakan zaman keemasan filsafat. Karena pada masa ini manusia bebas dalam mengeluarkan ide-ide dan pendapat mereka dan menjadikan mereka mampu berpikir secara kritis. Pada zaman Yunani kuno tokoh filsafatnya dikenal dengan nama filsuf. Banyak sekali filsuf-filsuf dari zaman Yunani kuno, hingga modern. Di dalam makalah ini membahas salah satu filsuf dari zaman Yunani kuno yang bernama Plato (429-347 SM), yang sekaligus merupakan murid dari Socrates.
BIOGRAFI TOKOH
Plato merupakan salah satu filsuf yang terlahir di Atena pada tahun427 SM, dan meninggal pada tahun 347 SMdi Atena pula pada usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aritokrasi yang turun temurun memegang politik penting dalam politik Atena. Ia bercita-cita menjadi orang Negara, tapi perkembangan politik dimasanya tidak memberi kesempatan padanya untuk mengikuti jan hidup yang diinginkannya itu.
Namanya bermula Aristokles, Plato merupakan nama pemberian gurunya. Ia memperoleh nama itu karena bahunya yang lebar sepadan dengan badannya yang tinggi dan tegap raut mukanya, potongan tubuhnya serta parasnya yang elok. Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecil, selain pelajaran umum adalah menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebalum dia dewasa dia sudah pandai membuat karangan yang bersajak. Dimasa itu Plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi, pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos yang mengajarkan “semuanya berlalu” seperti air. Sejak umur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Sokrates dan pelajaran itulah yang memberikan kepuasan baginya.
Pengaruh Sokrates makin hari makin mendalam padanya, ia menjadi murid Sokrates yang setia sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala karangannya yang berbentuk dialog, bersoal jawab. Sokrates kedudukannya sebagai pujangga yang menuntun, dengan cara begitu ajaran Plato tergambar keluar melalui mulut Sokrates. Setelah pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan gurunya. Sokrates digambarkannya sebagai guru bahasa isi hati riwayat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuasaan demokrasi yang meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh kekuasaan seorang tiran dan oligarki, yang akhirnya membawa Atena lenyap ke bawah kekuasaan asing.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu seni filosofi. Pandangan yang mendalam dan abstrak sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada seorang filosof sebelumnya dapat menandinginya dalam hal ini. Hukuman yang ditimpakan itu dipandangnya suatu perbuatan zalim meminum racun, besar sekali pengaruhnya atas pandangan hidup Plato Sokrates dimatanya adalah seorang yang jujur dan adil orang yang tak pernah salah.
Tidak lama setelah Sokrates meninggal, Plato pergi dari Atena, itulah permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya dari tahun 399 SM. Mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Ada cerita yang mengatakan bahwa ia mengarang beberapa dialog yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidupberdasarkan ajaran Sokrates. Dari Megara ia pergi ke Kyrena, dimana ia memperdalampengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang bernama Theodoros, disana ia juga mengarang buku-buku dan mengajarkan filosofi. Kemudian ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau Sisiria yang pada wkatu itu diperintah oleh seorang tiran yang bernama Dionysios yang mengajak Plato tinggal di istananya. Disitu Plato kenal dengan ipar raja Dionysios yang masih muda bernama Dion yang akhirnya menjadi sahabat karibnya. Mereka berdua sepakat mempengaruhi Dionysisos dengan ajaran filosofinya agar kehidupan sosialnya menjadi lebih baik. Tetapi ajaran Plato membuat Dionysios menjadi jemu. Pada tahun 367 SM setelah Plato 20 tahun menetap dalam Akademia, diterimanya undangan dari Dion untuk dating ke Sirakusa, setelah Dionysios meninggal maka digantikanoleh Dion dengan nama dionysios II dan berharap Plato dapat mengajarkan kepada yang masih muda itu “pandangan filosofi tentang kewajiban pemerintah menurut pendapat Plato” akhirnya Plato berangkat ke Sirakusa dan disambut oleh raja dengan gembira, tetapi bagi raja itu filosofi itu tidak menarik akhirnya intrigue, fitnah dan hasutan merajalela dalam istana itu. Akhirnya Dion dibenci oleh raja dan dibuang ke Sisilia. Kemudian Plato kembali ke Atena, tapi 6 tahun kemudian pada tahun 361 SM plato ketiga klainya dating ke Sirakusa, raja Dionysios II dengan Dion berusaha agar Plato kemabali ke Sirakusa, tapi maksudnya tidak berhasil dan harapannya untuk mencoba sekali lahi melaksanakan cita-citanya tentang pemerintahan yang baik dalam politik gagal sama sekali.
Akhirnya Plato kembali ke Atena dan memusatkan pada Akademia sebagai guru dan pengarang. Plato tidak pernah menikah dan tidak punya anak. Pemikiran yang dicetuskan Plato: intisari dari filosofi plato ialah pendapatnya tentang idea itu adalah suatu ajara yang sulit pemahamannya. Salah satu sebab ialah bahwa pahamannya tentang idea selalu berkembang, bermula idea itu dikemukakan sebagai teori logika, kemudian meluas menjadi pandangan hidup,menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik social mencakup pandangan agama. Plato memisahkan kenyataan yang kelihatan dalam alam yang lahir dimana berlaku pandangan Herakleitos dan alam pengertian yang abstrak dimana berlaku pandangan Parmenides. Dalam bidang yang pertama yang ada hanya kiraan, sebab kalau semuanya mengalir tidak berhenti-henti, tiap barang bagi setiap orang pada setiap waktu hanya berupa seperti yang terbayang dimukanya maka manusia menjadi ukuran segalanya seperti dikatakan oleh Protagoras. Tetapi pengetahuan dapat memberikan apa yang tetap adanya yaitu idea. Berlakunya idea itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak, ia timbul semata-mata karena kecerdasan berpikir pengertian yang dicari dengan pikiran adalah idea. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal mencarinya sja. Pokok tinjauan filosofi Plato adala mencari pengetahuan tentang pengetahuan, ia bertolak dari ajaran gurunya Sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”. Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagi dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi Plato. Pengertian yang mengandung didalamnya pengetahuan dan budi yang dicarinya bersama-sama dengan Sokrates, pada hakekatnya berlainan sama sekali dari pandangannya, sifatnya tidak diperoleh dari pengalaman. Pemandangan hanya alas an untuk menuju pengertian, ia diperoleh atas usaha akal sendiri.
Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari kedaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu suatu pikiran melainkan suatu realita. Pendapat Parmenides tentang adanya yang satu kekal, dan tidak berubah-ubah, tapi yang baru dalam ajaran Plato ialah pendapatnya tentang suatu dunia yang tidak bertubuh. Filosof grik sebelumnya dia tidak genal gambaran dunia semacam itu , juga adanya dalam pikiran Parmenides yang mengisi sepenuh-penuhnya, sehingga tidak ada lagi tempat yang kosong. Dunia yang bertubuh adalah dunia yang dapat diketahui dengan pandangan dan pengalaman. Semua itu bergerak dan berubah senantiasa tidak ada yang tetap dan kekal. Dari pandangan dan pengalaman saja tidak akan pernah tercapai pengetahuan pengertian.
Berhadapan dengan itu terdapat dunia yang tidak berubah daripada idea, yang lebih tinggi tingkatnya dan yang menjadi objek dari pengetahuan pengertian apabila pengertian yang dituju itu memperoleh bentuknya yang tepat, ia tidak berubah-ubah lagi dan berrtempat didalam dunia idea. Idea itulah yang melahirkan pengetahuan yang sebenarnya.
Dalam konsepsi Plato dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh terpisah sama sekali, tetapi dunia yang bertubuh tidaklah semata-mata berdiri sendiri. Menurut Plato pengertian yang sebanyak itu menunjukkan banyaknya jenis idea, idea yang tertinggi ialah kebaikan, sebagai tuhan yang memebentuk dunia. Plato menyamakannya dengan matahari yang menyinari semuanya. Idea kebaikan adalah pokok, karena dunia idea tersusun menurut system teleology.
Etik Plato: pendapat Plato seterusnya tentang etik bersendi ada ajarannya tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup, oleh karena itu kemauan seseorang bergantung kepada pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. Jadinya menurut Plato ada 2 macam budi, pertama budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak. Pandangan Plato tentang Negara dan luasnya masih terpaut pada masanya, ia lebih memandang kebelakang daripada kemuka. Buku-buku yang ditulis pada masa Sokrates adalah Apologie, Kriton, Ion,Protagoras,Laches, Politeia, buku I, Lysis, Charmides dan Euthypron. Dalam seluruh dialog itu Plato berpegang pada pendirian gurunya Sokrates. Dalam buku-buku itu tidak terdapat buah pikiran Plato yang timbul kemudian yang emnjadi corak filosofinya yaitu ajaran tentang idea. Cita-cita yang dikemukakan dalam tulisannya dimasa itu ialah pembentukkan pengertian dalam daerah etik. Buah tangan yang ditulisnya dalam masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”, masa itu disebut juga masa Megara. Yaitu waktu Plato tinggal sementara itu dialog-dialog yang diduga ditulisnya dalam masa itu ialah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan beberapa lainnya. Tulisannya yang terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phaidon, dan Politeia buku II-X. ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran Plato dan menjadi dasar bagi teori pengetahuan, metafisika,psikologi, etik, politik, dan estetika.
Dialog-dialog Plato yang dikarang pada masa Tuanay sering disebut Theaitetos, Parmenides, Sophistos, Politios, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi. Tapi ada ahli-ahli yang menyaksikan keaslian dari beberapa dialog itu , dengan uraian yang terbentang dalam dialog itu Plato membawa pembacanya ke dareah Kosmologi dan filosofi alam. Dialog itu menunjukkan bahwa Plato bukan saja seorang filosof yang menguasai seluruh filosofi Grik sebelumnya, tetapi juga mempelajari berbagai ilmu special yang diketahui pada masanya.
Paham Plato tentang pembentukan dunia ini berdasar pada pendapat Empedokles, bahwa alam ini tersusun dari empat anasir yang asal yaitu api, udara, air, dan tanah. Menurut Plato tuhan sebagai pembangun alam, menyusur anasir yang empat itu dalam sebagai bentuk menjadi satu kesatuan, oleh karena itu pembangunan dunia sekaligus sikap hidup manusia dalam dunia ini.
PEMIKIRAN
Menurut Plato Negara ideal menganut prinsip yang mementingkan kebajikan. Kebajikan menurut Plato adalah pengetahuan, apapun yang dilakukan atas nama Negara harus dengan tujuan untuk mencapai kebajikan. Atas dasar itulah kemudian Plato memandang perlunya kehidupan bernegara. Tidak ada cara lain menurut Plato untuk membangun pengetahuan kecuali dengan lembaga-lembaga pendidikan, inilah yang kemudian memotivasi Plato untuk mendirikan sekolah dan akademi pengetahuan.
Plato menilai Negara yang mengabaikan prinsip kebajikan jauh dari Negara yang didambakan manusia, sehingga Negara yang ideal menurut Plato adalah Negara yang menjunjung tinggi kebajikan.Plato menggambarkan seorang filsuf adalah dokter, meski mengetahui penyakit-penyakit yang dialami oleh masyarakat dan mampu mendiagnosa serta mendeteksi sejak dini Plato beranggapan munculnya Negara adalah akibat hubungan timbale balik dan rasa saling membutuhkan antar sesame manusia. Manusia juga dianugrahi bakat dan kemampuan yang tidak sama, masing-masing memiliki bakat alamiah yang berbeda dan itu menciptakan saling ketergantungan.
Negara ideal menurut Plato juga didasarkan pada prinsip-prinsip larangan atas kepemilikan pribadi baik dalam bentuk uang atau harta, keluarga, anak dan istri inilah yang disebut “NIHILISM”. Plato juga tidak memperkenankan lembaga perkawinan, tak seorangpun yang dapat mengklaim istri mereka, istri hanya hanya bias menjadi hak kolektif hubungan seks yang dilakukan tidak boleh monogam melainkan poligami. Plato melihat lembaga perkawinan telah mengekang bakat alami manusia dan membuat diskriminasi.
Pemikiran Plato yang anti individualism yang telah merusak kehidupan social masyarakat Athena, manusia menjadi individualism hanya mementingkan kebutuhan diri mereka sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Ada tuduhan yang mengatakan bahwa Plato adalah anti demokrasi, argumentasi ini membenarkan tuduhan itu mengapa Plato menjadi anti demokrasi. Pemikiran Plato tidak terlepas dalam konteks sosio-hostoris kehancuran Athena. Kehancuran Athena menurut Plato bukan hanya karena kekalahan Athena dalam perang pelopenesos. Kemenangan Sparta atas Athena menunjukkan prinsip-prinsip dari kenegaraan Athena yang demokratis. Inilah yang melahirkan karya-karya Plato dalam judul republic. Dalam buku ini Plato secara tegas menujukkan simpati dan kekagumannya kepda system kenegaraan otoriter Sparta dan antipatinya kepada demokrasi. Plato menuduh kehancuran Athena disebabkan akibat demokrasi yang lemah dan disintegrasi serta tidak stabil.
Negara ideal menurut Plato adalah City State, Negara yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu kecil. Negara luas akan sulit untuk menjaganya sementara negara kecil akan sulit dipertahankan karena mudah untuk dikuasai.
PENUTUP
Plato merupakan tokoh filsafat pada masa Yunani kuno yang mempunyai kedudukan istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu seni filosofi. Menurut Plato Negara ideal itu Negara yang mempunyai prinsip kebajikan, Plato juga beranggapan bahwa dunia ini tercipta karena saling ketergantungan antar manusia yang menghuni bumi ini, dan manusia diciptakan dengan bakat dan kemampuan yang tak sama, maka dari itu manusia hidup didunia ini saling membutuhkan, karena manusia bukan mahkluk individu yang tidak bisa hidup sendiri. Dari Plato kita bisa belajar filsafat hidup yang sebenarnya, dan selalu memunculkan ide-ide baru.
"Kepala menghasilakan akal, dada menghasilkan keberanian, dan perut menghasilkan nafsu yang harus dikekang." -- Plato
Socrates : Filsafat Alam Bagian I
Ketika kita menggali kembali apa yang terpikir di masa Yunani Kuno, tidaklah mungkin untuk mengetahui dengan sepenuhnya apa yang menjadi bentuk pikiran orang-orang Barat sekarang. Kita perlu mengetahui pemikiran dari tokoh Yunani, diantaranya Socrates. Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan ia meninggal tahun 399 SM. Lahir dari keluarga di mana ayahnya ahli dalam membuat patung, sedangkan ibunya adalah seorang bidan. Awalnya ia membantu jejak sang ayah turut membuat patung, tetapi ia mengubah haluan hidup dari membentuk batu menjadi membentuk watak manusia. Tampilan fisik Socrates, bila melihat sosok tubuhnya, bukannlah tipe laki-laki yang ideal untuk ukuran orang Yunani yang terkenal sangat menawan. Socrates kebalikan dari itu, potongan badannya pendek, sedikit gemuk, mulutnya lebar, hidungnya pesek, dan matanya menjorok ke luar. Akan tetapi kekurangan itu tertutupi dengan kelebihan kepribadiannya serta budi luhurnya. Socrates adalah sosok yang amat kuat jasmaninya dan tahan mengahadapi berbagai cobaan dan rintangan hidup, ia pernah berkali-kali membaktikan dirinya untuk Athena dalam peperangan dan pernah pula aktif dalam politik, tetapi akhirnya ia mengundurkan diri dalam kehidupan politik.
Masa hidupnya sejalan dengan perkembangan sofisme di Athena, Yunani. Seiring dengan perjalanan usia, ia melihat kota Athena mulai mundur setelah mencapai puncak kegemilangan. Pribadinya sangat mengesankan, demikian adil, ia tidak pernah memuaskan keinginan hawa nafsu dengan cara merugikan kepentingan umum. Socrates juga memilki sifat yang cerdik, ia tidak pernah khilaf dalam menimbang baik dan buruk. Kehidupannya sederhana, tidak ambisius, saleh, periang dengan penampilan tenang, sikap salehnya beriring dengan prilaku yang tangkas dan lucu. Kepribadian dengan budi pekerti yang tinggi, membuat pemuda Athena sangat cinta padanya. Hal yang unik dalam diri Socrates, bagi para muridnya adalah selalu bertanya, sungguh-sungguh selalu bertanya, sebab ia banyak tahu. Ia juga berbicara dengan banyak orang, dengan siapa saja termasuk dengan pelukis, tukang, prajurit, ahli perang sampai politisi. Pertanyaan itu awalnya mudah dan sederahana, setiap jawaban disusul dengan pertanyaan baru yang lebih mendalam, sampai kepada orang yang menganggap tahu tadi dihadapkannya kepada tanggunggjawab kebenaran. Ia mengaku sebagai orang yang tahu apa-apa, suatu sikap terkenal dengan istilah Ironi Socrates.
Selain itu sikap Socrates tersebut adalah reaksi terhadap ajaran sofisme yang merajalela di waktu itu. Para guru sofisme mengajarkan bahwa “kebenaran yang sebenar-benarnya tidak tercapai.” Oleh sebab itu, tiap-tiap pendirian dapat dibenarkan dengan retorika. Dengan cara itu dicoba untuk mendapatkan persetujuan orang banyak. Apabila banyak setuju, hal itu dianggap sudah benar, dengan cara begitu pengetahuan menjadi dangkal. Akhirnya Socrates mampu mengunci dialog dengan kaum sofis. Kemudian Socrates diajukan kemuka peengadilan rakyat dengan dua macam tuduhan. Tuduhan pertama, ia meniadakan dewa-dewa yang diakui oleh negara. Tuduhan kedua ia dianggap menyesatkan dan merusak jiwa pemuda. Dengan suara terbanyak akhirnya dihukum mati dengan cara meminum racun. Socrates sedikitpun tidak gentar, berkata dengan tenang, Socrates bersiap sedia menjalani hukumannya demi mempertahankan prinsip kebenaran yang diyakininya.
Ajaran Socrates yang sampai saat ini tidak pernah dituliskan, melainkan dilakukan dengan perbuatan, yakni dengan cara hidup. Bagai seorang Socrates, filosofi bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofisnya mencari kebenaran, oleh sebab itu ia pemikir dan ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan dalam jiwa orang. Oleh karena itu, metodenya disebut maieutik; menguraikan seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai dukun beranak. Oleh sebab itu Socrates dalam mencapai kebenaran yang tetap, dengan cara bertanya kesana-sini, kemudian dibulatkan dengan pengertian. Maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dan mendefinisikan induksi dengan cara membandingkan secara kritis. Baginya, budi adalah tahu, merupakan inti sari dari etiknya. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Dengan itu nyatalah ajaran etik Socrates selain intelektual juga rasional. Apabila budi adalah tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahat hanya datang dari orang yang tidak mengetahui, orang yang tidak mempunyai pertimbangan atau penglihatan yang benar. Bagi Socrates pandangannya mengenai kebajikan dasar dari sebuah ideal.
Socrates menjadikan kita untuk berdialog, berdialog dengan diri kita, berdialog dengan apa yang dilahirkan dari pandangan oran lain, dan berdialog dengan apa dilihat dan temukan dalam fenomena kehidupan. Etika yang dikemukakannya adalah etika yang ditampilkan dalam kehidupannya, dalam membangun komunikasi pada tataran kehidupan sosialnya. Impilkasinya tentu terhadap cara pandangnya dalam berpolitik, semua itu pada akhirnya merefleksikan kejujurannya untuk mengatakan ”tidak” dalam bersinggungan dengan kekuasaan dan politis, walaupun harus menelan risiko terdalam ”sebuah kematian” sekaligus sebagai ”martir” membela keyakinannya.
Biografi Socrates
Socrates dilahirkan di Athena ( 470 S.M – 399 S.M ). Dia bukan keturunan bangsawan atau orang berkedudukan tinggi. Melainkan anak dari seorang pemahat bernama Sophroniscus dan ibunya seorang bidan bernama Phaenarete. Setelah ayahnya meninggal dunia, Socrates manggantikannya sebagai pemahat. Tetapi akhirnya ia berhenti dari pekerjaan itu dan bekerja dalam lapangan filsafat dengan dibelanjai oleh seorang penduduk Athena yang kaya.
1 Masa Socrates bertepatan dengan masa kaum sofis. Karena itu pokok pembahasan filsafat Socrates hampir sama dengan pokok pembahasan kaum sofis. Sebab itu ada orang yang memasukkan Socrates kedalam golongan kaum sofis. Tetapi ini tidak betul, karena ada perbedaan yang nyata antara pendapat Socrates dan pendapat kaum sofis itu.
Tetapi dengan sekuat tenaga Socrates menentang ajaran para sofis. Ia membela yang benar dan yang baik sebagai nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupakan contoh istimewa dan selaku filosof yang jujur juga berani.
Socrates mempunyai kepribadian yang sabar, rendah hati, yang selalu menyatakan dirinya bodoh. Badannya tidak gagah sebagi biasanya sebagai penduduk Athena. Meskipun dia orang yang berilmu, tapi dia dalam memilih orang yang jadi istri bukan dari golongan orang baik-baik dan pandai.]
Pokok – Pokok Pemikiran Socrates
Seseorang yang suka merenung pasti pernah memikirkan tentang makna hidupnya. Misalnya pertanyaan ini: Apakah tujuan hidup itu?” atau “ Untuk apa aku peroleh dan mempunyai ilmu pengetahuan?”. Khusus tentang fungsi Kongrit filsafat dan ilmu pengetahuan, yang mengkhususkan diri ke dunia ide pemikiran dipandang tidak banyak memberikan jawaban nyata atas persoalan kehidupan, hanya melayang-layang di awang-awang. Benarkah demikian?. Tentu saja banyak sekali variasi jawaban dari dua peryataan di atas, tergantung latar belakang kehidupan dan pendidikan serta pandangan dunianya. Pada masa yunani kuno, pertanyaan-pertanyaan itu berusaha dijawab oleh Socrates. Socrates kerap disebut jarang mempunyai ajarannya sendiri yang tertulis. Kebanyakan orang lebih menekankan pada metode kebidanan dan ironinya yang mengusik status quo ketika itu hingga ia dihukum mati. Atau walupun ada ajaran aslinya, namun telah bercampur baur dengan pandangan murid-muridnya, terutama Plato.
Seperti para sofis pada zamannya ia memberikan pengajaran kepada rakyatnya dan mengarahkan perhatiannya pada manusia. Perbedaannya dengan kaum sofis, Socrates tidak memungut biaya apapun, menolak relatifisme dan yakin ada kebenaran obyektif dan juga tidak mendorong orang mengikuti pemikirannya melainkan hanya mendorong orang untuk mengetahui dan menyadari dirinya sendiri. Metode yang digunakn cukup unik dan mengusik ketentraman penguasa ketika itu. Ia bukannya mengajarkan atau menjawab sesuatu, tetapi bertanya hal-hal mengenai pekerjaan dan kehidupan sehari-hari yang sebelumnya jarang dipertanyakan. Secara induktif, ia menanyakan definisi umum tentang sesuatu, misalnya apakah keadilan itu? Apakah kedermawanan itu? Metode ini adalah metode kebidanan dimana Socrates hanya membantu membidani kelahiran gagasan murid-muridnya saja. Metode ini memakai gaya ironi di mana sengaja ia menanyakan hal-hal yang membingungkan sehingga penjawabnya menjawab hal yang bertentangan. Inilah dialektikanya.
Jawaban mereka pertama-tama dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk hipotesa, hipotesa itu dipertanyakan lagi dan dianalisis lagi oleh penjawab. Demikian seterusnya. Socrates melakukan itu semua tujuannya adalah untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan Dewa Apollo di Orakel Delphi : bahwa tidak ada yang lebih bijaksana dari Socrates, maka ia pun mulai bertanya-tanya. Akhirnya Socrates menyadari bahwa dirinya bijaksana karena ia tahu bahwa ia tidak tahu.
Secara sistematis, alur pemikiran Socrates dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan (eaudaemonia)
2. Kebahagiaan dapat diperoleh dengan keutamaan (arate)
3. Untuk mengetahui apa dan bagaimana arate kita itu, harus kita ketahui dengan pengetahuan (episteme)
4. Jadi keutumaan (arate) adalah pengetahuan (episteme)
Penjabarannya adalah:
Bagi Socrates, jiwa manusia adalah karena inti sari manusia, hakekat manusia sebagai pribadi yang bertanggungjawab. Oleh karena itulah manusia wajib mengutamakan kebahagiaan jiwanya (eaudaimonia, memiliki jiwa yang baik), lebih dari kebahagiaan lahiriah seperti kesehatan dan kekayaan. Jadi, hidup saja tidak cukup, tetapi hidup yang baik adalah bagi jiwa. Jika tujuan hidup baginya adalah bagaimana orang dapat mencapai kebahagiaan.
Socrates membuktikan adanya kebenaran objektif itu dengan menggunakan metode yang bersifat praktis dan dijalani melalui percakapan-percakapan, sehingga metode yang digunakannya biasanya disebut metode dialog karena dialog mempunyai peranan penting dalam menggali kebenaran yang objektif. Contohnya, ketika dia ingin menemukan makna adil, dia bertanya kepada pedagang, prajurit, penguasa, dan guru. Dari semua penjelasan yang diberikan oleh semua lapisan masyarakat itu dapat ditarik sebuah benang merah yang bersifat universal tentang keadilan. Dari sinilah menurut Socrates bahwa kebenaran universal dapat ditemukan. Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Oleh karena itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi Socrates, pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri.
Socrates mencetuskan istilah-istilah sofis, sofisme, dialetika cara berfikir induksi. Pemikirannya mementingkan eudaimonia (keluhuran budi) pandangannya berbunyi” keutamaan adalah pengetahuan ”. Menurut Socrates, istilah filsafat berasal dari philos (teman) dan sophia (wisdom). Ini benar-benar peristiwa traumatik dalam sejarah filsafat. Pada saat Socrates dihukum mati karena ”merusak pikiran generasi muda”, Athena merupakan negara kota (atau polis) yang paling demokratis adalah Yunani, dan Socrates telah mencapai reputasi sebagai salah satu filsuf terbesar. Sejak saat itu, Socrates menjadi contoh bagi pemikir yang membela ideal, tinggi dan sekaligus mejadi tealadan cita-cita itu. Di antara berbagai hal lain Socrates mengajarkan bahwa kebajikan adalah hal yang paling berharga diantara semua yang dimilik seseorang, bahwa kebenaran terletak di luar ” bayang-bayang” pengalaman kita sehari-hari, dan bahwa kebenaran adalah tugas yang tepat bagi filsuf untuk menunjukkan betapa sedikitnya hal yang benar-benar kita ketahui. Sering dikatakan bahwa dia mati untuk memberikan contoh bagi kebajikan-kebajikan itu sehingga Socrates tidak menghianati ide-ide yang telah diajarkan sebegitu lama dan sebegitu bagus.
Ungkapan Socrates yang sangat terkenal adalah “kenalilah dirimu sendiri”. Manusia adalah makhluk yang terus-menerus mencari dirinya sendiri dan yang setiap saat harus menguji dan mengkaji secara cermat kondisi-kondisi eksistensinya. Socrates berkata dalam Apologia, “Hidup yang tidak dikaji” adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi. Bagi Socrates, manusia adalah makhluk yang bila disoroti pertanyaan yang rasional dapat menjawab secara rasional pula. Menurut Socrates, hakekat manusia tidak ditentukan oleh tambahan-tambahan dari luar, ia semata-mata tergantung pada penilaian diri atau pada nilai yang diberikan kepada dirinya sendiri. Semua hal yang ditambahkan dari luar kepada manusia adalah kosong dan hampa. Kekayaan, pangkat, kemasyhuran dan bahkan kesehatan atau kepandaian semuanya tidak pokok (adiaphoron). Satu-satunya persoalan adalah kecendrungan sikap terdalam pada hati manusia. Hati nurani merupakan “hal yang tidak dapat memperburuk diri manusia, tidak dapat juga melukainya baik dari luar maupun dari dalam”.
Socrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam berfilsafat. Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang diajak Socrates (sebagai sang bidan) untuk “melahirkan” pengetahuan akan kebenaran yang dikandung dalam batin orang itu. Dengan demikian Socrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. — Pemikiran Socrates dibukukan oleh Plato, muridnya. Hidup pada masa yang sama dengan mereka yang menamakan diri sebagai “sophis” (“yang bijaksana dan berapengetahuan”), Socrates lebih berminat pada masalah manusia dan tempatnya dalam masyarakat, dan bukan pada kekuatan-kekuatan yang ada dibalik alam raya ini (para dewa-dewi mitologi Yunani). Seperti diungkapkan oleh Cicero kemudian, Socrates “menurunkan filsafat dari langit, mengantarkannya ke kota-kota, memperkenalkannya ke rumah-rumah”. Karena itu dia didakwa “memperkenalkan dewa-dewi baru, dan merusak kaum muda” dan dibawa ke pengadilan kota Athena. Dengan mayoritas tipis, juri 500 orang menyatakan ia bersalah. Ia sesungguhnya dapat menyelamatkan nyawanya dengan meninggalkan kota Athena, namun setia pada hati nuraninya ia memilih meminum racun cemara di hadapan banyak orang untuk mengakhiri hidupnya.
Penutup
Ada beberapa catatan menarik berkenaan dengan penjabaran diatas. Pertama, walaupun banyak orang merasa kesulitan melihat pemikiran asli Socrates berhubung ia tidak menulurkan tulisan, hanya diceritakan oleh murid-muridnya saja tetapi dari yang kita tahu, setidaknya Socrates berusaha menjawab dua pertanyaan besar yang kerap mengganggu. Pertama, tujuan hidup di dunia ; Kedua, fungsi nyata dunia idea pemikiran khususnya filsafat dan pengetahuan.
Keduanya sudah dijabarkan diatas. Ternyata memang pengetahuan (episteme) mutlak diperlukan sebagai bekal dan pembuka jalan bagi terwujudnya arate (keutamaan) dan kelak akan mengantarkan manusia pada puncak kemanusiaannya dan kebahagiaan jiwa. Kedua motivasi terbesarnya untuk berkeliling dan menerapkan metode uniknya itu, selain karena ingin mengkonter kaum Sofis, juga karena adanya katakanlah tugas profetik dari peramal di Orakel Delphi yang cenderung bernuansa monotheistic walaupun hal ini sampai sekarang masih menjadi bahan perdebatan yang hangat.
"Orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengetahui bahwa ia tidak tahu." -- Socrates
Dunia Ide
Hidup itu memang menyedihkan dan serius, kita dibiarkan memasuki dunia yang indah, kita bertemu satu sama lain disini, saling menyapa dan berkelana bersama untuk sejenak. Lalu kita saling kehilangan dan lenyap dengan cara yang sama mendadaknya dan sama tidak masuk akalnya seperti ketika kita datang. Semua yang datang pasti akan pergi, hanya cinta sejatilah yang akan bertahan sampai akhir.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment